“Tiada Keputus-asaan Bagi Orang Beriman”
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dalam Islam, sikap putus asa adalah sikap yang dilarang, orang yang putus asa tidak akan tahan dengan segala kegagalan, karena sikap putus asa merupakan sikap menyerah total yang merasa tidak ada harapan serta tidak ada solusi sama sekali. Mengapa seseorang berputus asa? Bisa jadi, karena di dalam dirinya ada rasa pesimis. Banyak manusia terdahului oleh rasa pesimisnya dibanding rasa optimisnya. Mereka hanya memandang kegagalan dibanding kesuksesan, terikat pesimisme daripada optimisme. Selain itu, putus asa bisa juga disebabkan oleh dirinya merasa gagal. Merasa gagal dalam usaha dan pekerjaan, mendapatkan jodoh, membina rumah tangga, dan sebagainya. Sejatinya, sebagai seorang muslim ketika ia diterpa kesulitan dan kesalahan janganlah langsung merasa gagal dalam menjalani hidup, namun tetap berkeyakinan adanya rahmat Allah SWT. Dan terus memberanikan diri melangkah menjalani hidup yang lebih baik.
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟
عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (az-Zumar: 53)
Putus asa adalah godaan setan. Setan mencoba memengaruhi kita sebagai orang-orang yang beriman dengan membuat kita bingung dan kemudian menjerumuskan untuk berbuat kesalahan yang lebih serius. Tujuannya adalah agar kita tidak merasa yakin dengan keimanan dan keikhlasan, sehingga membuat kita merasa "tertipu". Jika seseorang jatuh ke dalam perangkap ini, ia akan kehilangan keyakinan dan akibatnya akan mengulangi kesalahan yang sama atau bahkan lebih besar dari kesalahan sebelumnya. Dalam kondisi demikian, kita sebagai orang yang beriman harus segera meminta ampunan Allah, berpikir seperti yang Al-Qur'an ajarkan dan segera membentuk pola pikir yang baru. Al-Qur'an menjelaskan apa yang harus dilakukan orang beriman dalam kondisi itu:
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ نَزْغٌ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu
godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (al-A'raaf: 200)
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ
“Tidak ada penyakit yang menular sendiri, dan
tidak ada kesialan. Optimisme (yaitu) kata-kata yang baik membuatku kagum.”
(HR. Bukhari-Muslim).
Jika kita mengaku sebagai mukmin sejati, maka janganlah kita berputus asa. Patut kita sadari, selaku manusia kita tak luput dari dosa dan merasa dirundung rasa putus asa dan kegagalan akan rahmat Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar