"Menjaga Sikap Istiqomah"

 


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Terkadang, terdapat hari di mana kita merasa lelah ketika kita tetap menjalankan ibadah seperti rutinitas yang biasa kita lakukukan di lingkungan yang tidak mendukung. Lingkungan yang terasa jauh berbeda ketika dulu kita dikelilingi oleh orang-orang yang senantiasa mengajak dan mengingatkan kita dalam kebaikan. Lingkungan yang terasa berbeda ini, membuat kita bertanya-tanya, mungkinkah kita bisa bertahan? Atau malah ikut terpengaruh? Inilah pentingnya istiqomah. Walaupun terlihat susah awalnya, tetapi pasti ada hikmah dibaliknya.

Istiqomah atau dalam KKBI istikamah berarti sikap teguh pendirian dan selalu konsisten. Teguh pendirian artinya kita memiliki pendirian yang kuat dan yakin akan pendirian yang kita miliki. Selalu konsisten artinya kita tetap melakukan sesuatu (dalam hal kebaikan) secara terus-menerus. Sikap istiqomah ini dapat didasari dari istiqomah dalam iman. Istiqomah dalam iman kepada Allah SWT memiliki keutamaan, yaitu dijanjikan surga. Allah SWT berfirman dalam (QS. Fussilat [41] : 30) :

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata): “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu”.

Sikap istiqomah yang kita lakukan sebagai upaya dalam mempertahankan keimanan kita, walaupun kita berada di tengah-tengah lingkungan yang tidak mendukung adalah bentuk komitmen kita dalam menjalankan kewajiban kita kepada Allah SWT. Tetap menjaga shalat, membaca Al-Qur’an, bersedekah, berbuat baik, dan lainnya di kala situasi kita sedang sulit dan waktu luang yang sempit adalah contoh bentuk istiqomah kita dalam kehidupan. Dalam menjalankan sikap istiqomah dan bentuk istiqomah dalam kehidupan, kita memerlukan juga niat dan tujuan yang diluruskan. Dengan ini, kita tau sikap istiqomah kita memiliki niat dan tujuan yang lurus.

Untuk menjalankan sikap istiqomah juga, kita perlu membaca dan memahami Al-Qur’an. Dengan membaca dan memahami Al-Qur’an, kita akan menjadi semakin yakin dalam beristiqomah karena sebagai petunjuk umat Islam, Al-Qur’an memberi motivasi dan keteguhan kita untuk terus beribadah. Di dalam Al-Qur’an, kita dapat menemukan ayat-ayat penyemangat untuk mengisi ulang semangat kita dalam beribadah. Tentunya hal ini didapat jika kita paham dan memaknai Al-Qur’an. Hal ini terdapat dalam surat An-Nahl ayat 102 :

قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

Artinya : Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

Hal selanjutnya yang dapat kita lakukan juga dalam menjalankan sikap istiqomah yaitu berteman dan berkumpul dengan orang-orang yang saleh. Dengan siapa kita bergaul, akan memengaruhi kebiasaan kita. Seperti sebuah perumpamaan, jika seorang yang dekat dengan pandai besi, akan mendapati badan atau pakaian hangus terbakar atau mendapat bau kurang sedap. Sedangkan, jika seseorang dekat dengan penjual parfum, mungkin akan kedapatan bau harumnya. Berkumpul dan berteman merupakan wujud interaksi sosial yang dapat memengaruhi keadaan seseorang. Maksudnya, jika kita berteman dan berkumpul dengan orang yang tepat, maka akan banyak ilmu, hikmah, dan manfaat yang didapat. Namun, jika kita salah dalam memilih pertemanan dan perkumpulan, maka kesalahan itu juga akan mengenainya.

Yang terakhir, jika sudah melakukan usaha yang disebutkan di atas, kita harus senantiasa berdoa memohon keteguhan hati agar senantiasa bersikap istiqomah pada Allah SWT. Manusia membutuhkan Allah SWT. Hanya Allah SWT tempat manusia meminta dan memohon. Dengan berdoa, kita akan menjadi optimis dalam menghadapi sebuah permasalahan jika kita khusyuk dan merasa benar-benar butuh pada Allah. Berikut ini merupakan salah satu doa yang dapat dibaca untuk menjaga keteguhan hati :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Artinya : Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.

Dengan demikian, sikap istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT memerlukan sikap sungguh-sungguh dari dalam diri agar sikap istiqomah tersebut tetap terjaga. Kita dapat tinggal di lingkungan dengan kondisi bagaimanapun, tetapi kita tetap menjadi pribadi yang istiqomah dengan menjaga keimanan, meluruskan niat dan tujuan, membaca dan memahami Al-Qur’an, berteman dengan orang-orang saleh, serta senantiasa berdoa memohon keteguhan hati kepada Allah SWT. Dengan istiqomah, kita tetap bisa bertahan dan tidak ikut terpengaruh hal yang membawa keburukan di dalam lingkungan. Di manapun itu, tetaplah jaga sikap istiqomah kita dalam beribadah.

Sekian dan terima kasih.

Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan, karena kita masih sama-sama belajar.

Akhirul kalam. Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Penyunting : Hanifah Nisa Aridati

Editor : Ajeng Nur Annisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Hijrah Kekinian Diera Milenial"

"Silaturrahim Akbar FOSSI FH Unila"