"Berdakwah Di Era Milenial"
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Kemajuan teknologi dan media modern membuat metode dakwah yang diterapkan dai milenial harus direvitalisasi guna menggapai kesempurnaan dakwah. Apalagi diera milenial ini masyarakat dihadapkan pada problematika kehidupan yang kompleks. Dai milenial dapat menggabungkan metode dakwah zaman dulu dan metode dakwah yang sekarang. Generasi milenial adalah manusia yang lahir di antara tahun 1980 sampai 2000. Generasi milenial sangat identik dengan manusia yang memanfaatkan sepenuhnya akan teknologi dan media modern. Bahkan teknologi dan media modern bagi generasi milenial menjadi suatu kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Menurut Abdul Basit, dakwah islam harus bekembang sesuai kebutuhan masyarakat. Jika kegiatan dakwah tidak mengikuti perkembangan zaman maka dakwah akan tertinggal. Dai yang lahir di era milenial harus melakukan revitalisasi cara berdakwah supaya dakwah dapat diminati manusia sekarang ini. Apabila cara dakwah yang dilakukan dai tidak sesuai dengan kebutuhan manusia dan tidak melakukan penyesuaian diri dengan perkembangan teknologi modern maka islam akan mengalami kemunduan yang signifikan. Al-quran menyebutkan metode dakwah (dalam surah an-Nahl ayat 125) yang dapat dijadikan landasan dai generasi milenial, yaitu: dakwah bil hikmah, bil mauziah hasanah dan bilmujadalah. Dari ketiga landasan metode dakwah tersebut kini semakin berkembang seiring masuknya teknologi dan media modern. Dai generasi milenial seharusnya memanfaatkan media modern dan mengembangkan metode yang pernah digunakan untuk dakwah. Pada kenyataannya, masih banayk dijumpai dai yang tidak mengikuti media era modern yang dapat menunjang keberhasilan dakwah. Metode dakwah yang digunakan pun masih dianggap klasik. Bahkan, dari materi dakwah yang disampaikan pun kerap kali mengulang-ulang dari sebelumnya. Sehingga dakwah memang membutuhkan revitalisasi supaya tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.
Penemuan penelitian pada tahun 2011 oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama dengan Unervisity Of Barkley, generasi milenial memiliki beberapa karakter sebagai berikut. 1. Generasi milenial lebih memilih smartphone sebagai media baca daripada membaca langsung seperti tradisi sebelumnya. 2. Akun media sosial harus dimiliki generasi milenial sebagai sarana informasi. 3. Televisi adalah media informasi yang semakin ditinggalkan generasi milenial. Sebab gadget memiliki keunggulan daripada melihat siaran televise. 4. Keluarga adalah sarana pengambilan keputusan bagi generasi milenial. Generasi milenial memiliki karakter yang khas daripada generasi sebelumnya. ciri utama dari generasi milenial yaitu meningkatnya pemanfataan media dan teknologi digital. Mereka juga mempunyai karakter yang kreatif. Sekarang, dakwah dihadapkan pada kemajuan teknologi informasi dan media modern. Teknologi semakin membuat manusia lalai terhadap ajaran islam. Wisril dan Abdul Mugni Shaleh memberikan contoh sederhana terhadap fenomena yang ada seperti; duduk berlama-lama di depan televise, pemakaian internet yang terlalu lama sehingga pelaksanaan shalat diakhir waktu, bahkan ada yang meninggalkan shalat. Hal tersebut merupakan suatu fenomena praktik keagamaan masyarakat yang membutuhkan pemikiran baru mengenai konsep pelaksaan dakwah. Dakwah sendiri adalah kewajiban bagi umat islam yang berdosa apabila ditinggalkan. Maka dakwah diera sekarang harus dilaksanakan secara moder dan professional dengan tetap berpedoman terhadap esensi ajara islam.
Berdakwah di era sekarang, materi yang disampaikan da’i kepada anak yang berusia remaja harus bersumber dari al-qur’an dan hadis yang hendaknya membawa remaja mencintai islam, sehingga mereka berperilaku muslim yang berwawasan qur’an. Tuntutan zaman yang mendominasi remaja sangat dominan. Oleh karenanya, materi yang disusun juga harus merupakan jawaban zaman. Materi yang dipersiapkan hendaknya mudah dicerna, remaja mempunyai bahasa sendiri dalam bahasa sehari-hari, bahkan kadangkala punya ambisi menggunakan bahasa popular walaupun mereka sendiri kurang memahami cara penjabarannya baik pada remaja yang masih sekolah maupun yang putus sekolah. Para remaja tentunya memiliki media sosial dan jaringan internet dan dengan adanya peningkatan internet tersebut serta kemajuan teknologi informasi, menyebabkan perubahan terhadap cara berdakwah. Saat ini para da’I atau juru dakwah mulai memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam penyampaian dakwahnya. Dengan pengunaan teknologi informasi, kegiatan dakah bisa dilakukan lebih insentif dan menjangkau jaringan yang lebih luas. Berdasarkan pernyataan kemkominfo, 95% dari 63juta penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Oleh karena itu penggunaan internet sebagai media dakwah bisa menjadi salah satu alternative yang efektif dalam melakukan dakwah islam.
Semoga Bermanfaat..
Penyunting : Ajeng Nur Annisa
Komentar
Posting Komentar